Bambu Buntet |
Dikalangan masyarakat kita, terutama yang ada di Pulau Jawa, ada yang
mempunyai keyakinan bahwa untuk beberapa jenis kayu tertentu, ada yang
memiliki daya gaib dan khasiat tertentu. Asal kayu tersebut bisa saja
karena berasal dari pohon atau kayu bekas tempat keramat atau yang
dikeramatkan seperti makam leluhur, para Wali atau karena langka, susah
mendapatkannya atau bisa juga karena memiliki sifat khusus yang tidak
dimiliki kayu lain.
Derajat tuah kayu tergantung dari tempat tumbuh, lingkungan dan tata
cara pengambilannya yang kadangkala memerlukan sesajian. Selain itu
gambar yang ada pada kayu karena proses alam atau pembusukan atau
penyakit pohon kadangkala diyakini memiliki pengaruh gaib juga,
contohnya Pelet Kendhit pada warangka keris dari kayu Timaha dipercaya
memiliki daya mengikat tamu hingga mereka tidak meninggalkan tempat
hajatan sebelum acara selesai.
Ternyata kepercayaan ini terdapat juga dibeberapa suku bangsa lain, bukan hanya bangsa kita saja.
Beberapa jenis kayu yang secara tradisional dianggap bertuah.
Penyertaan nama latin untuk menambah informasi mengenai jenis kayu
tersebut. Untuk beberapa nama latin yang dirasa kurang tepat diberi
tanda (?).
1. Asam Jawa, Celagi, Tangkal Acem (Tamarindus Indicus Linn)
Pohon Asam sangat popular di Indonesia dengan tinggi mencapai 30 m dan diameter mencapai 60 – 70 cm. Daun dan buahnya banyak digunakan untuk obat. Asam Kawak adalah buah asam yang telah dibersihkan dari biji dan seratnya kemudian dikukus sekitar 10 menit, diberi sedikit garam, dibentuk seperti bola dan dijemur disinar matahari. Asam kawak ini digunakan untuk obat macam macam, diantaranya penyakit tenggorokan. Bijinya disebut Klungsu, diyakini dapat menolak roh jahat, khususnya dari Kerajaan Kidul. Biji asam yang hitam legam sebanyak 3-9 biji jika ditaruh dalam lampu mobil/motor dipercaya dapat menghindari kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh mahluk halus.
Pohon Asam sangat popular di Indonesia dengan tinggi mencapai 30 m dan diameter mencapai 60 – 70 cm. Daun dan buahnya banyak digunakan untuk obat. Asam Kawak adalah buah asam yang telah dibersihkan dari biji dan seratnya kemudian dikukus sekitar 10 menit, diberi sedikit garam, dibentuk seperti bola dan dijemur disinar matahari. Asam kawak ini digunakan untuk obat macam macam, diantaranya penyakit tenggorokan. Bijinya disebut Klungsu, diyakini dapat menolak roh jahat, khususnya dari Kerajaan Kidul. Biji asam yang hitam legam sebanyak 3-9 biji jika ditaruh dalam lampu mobil/motor dipercaya dapat menghindari kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh mahluk halus.
Bagian hitam kecoklatan dari teras asam dinamakan Galih Asam, bertuah untuk keselamatan, menolak Jin jahat dan anti tenung. Jika dipukulkan pada seseorang yang mempunyai daya magic hitam maka biasanya akan punah kesaktiannya. Galih Asam hanya baik dipakai oleh pemimpin berhati “Satriya Pandita”, kayu ini juga bagus untuk Warangka Keris.
2. Awar-awar, Dausalo, Bar-abar, Sirih Popar (Ficus Septica Burm)
Perdu yang banyak tumbuh di tempat agak basah ini hampir tumbuh diseluruh Nusantara, dari akar sampai daun mempunyai kegunaan. Akarnya ditumbuk dengan Adas Pulowaras dan airnya diperas dapat digunakan untuk mengobati keracunan ikan, gadung (Dioscorea hispida dennst.) dan kepiting. Jika ditumbuk dengan segenggam akar alang-alang dan airnya diperas merupakan obat muntah yang sangat manjur.
Perdu yang banyak tumbuh di tempat agak basah ini hampir tumbuh diseluruh Nusantara, dari akar sampai daun mempunyai kegunaan. Akarnya ditumbuk dengan Adas Pulowaras dan airnya diperas dapat digunakan untuk mengobati keracunan ikan, gadung (Dioscorea hispida dennst.) dan kepiting. Jika ditumbuk dengan segenggam akar alang-alang dan airnya diperas merupakan obat muntah yang sangat manjur.
Daun awar-awar sering digunakan untuk menolak setan. Jaman dulu
daunnya banyak dimanfaatkan untuk membuat tikee, yaitu daun awar-awar
diiris halus kemudian dicampur candu. Dalam bentuk bulatan kecil ini
tikee dibakar didalam alat penghisap madat khusus yang dinamakan
“bedhutan”.
Seringkali pohon awar-awar yang sudah tua bagian terasnya
memperlihatkan gambar seperti pelet timaha, bagian ini banyak dicari
pecinta keris untuk warangka karena diyakini kayu ini dapat meredam
keris/tombak yang panas serta menjauhkan dari gangguan jin jahat dan
black magic. Yang perlu diingat kayu ini sangat lunak.
3. Bambu Buntet (bambu buta), Bambu Pethuk (Bambusa Sp, Phyllostachys Sp, Schizostachum Sp, dsb)
Bambu buntet adalah bambu yang buluhnya tidak kosong. Dipercaya tongkat atau potongan bambu ini bertuah menghalau pengaruh roh jahat dari rumah.
Bambu buntet adalah bambu yang buluhnya tidak kosong. Dipercaya tongkat atau potongan bambu ini bertuah menghalau pengaruh roh jahat dari rumah.
Bambu pethuk adalah bambu yang kedua ruasnya saling
bertemu. Dipercaya siapa saja yang membawa potongan bambu ini akan
kesampaian maksudnya, tidak mendapat gangguan dari siapa saja.
Rotan pethuk adalah rotan yang buku ruasnya saling berhadapan, khasiatnya sama dengan bambu pethuk.
Bambu Carang Gantung adalah bambu yang tumbuh dari
rebung dan keluar sebagai pohon bambu kecil kecil, diyakini anti jin
jahat dan santet, banyak ditaruh diatas pintu masuk rumah dan jika
dipukulkan pada ular akan mati seketika, juga dipercaya bertuah
menghindari wabah penyakit menular dan ilmu hitam yang hendak
mengganggu pemiliknya.
4. Boga (Ficus Toxicaria Linn ?)
Kayu ini menyerupai kayu Kebak (Ficus Alba Reinw), warnanya putih dan
diyakini berkhasiat menglariskan dagangan. Caranya : taruh sepotong
kayu ini didalam almari / etalase barang yang dujual, atau dapat juga
disimpan dalam peti uang. Jika ditaruh didalam rumah dipercaya
pemiliknya tak pernah kekurangan sandang pangan.
5. Bambu Apus Pringgolayan, Wulung & Ori
Bambu Apus (Gigantochloa Apus Kurz) yang tumbuh dibelakang makam Pangeran Pringgoloyo dkampung Pringgalayan, Kotagede, Yogyakarta sejak jaman dulu dipercaya memiliki tuah membuat pekarangan menjadi angker, karena itu sering digunakan untuk mengusir penyewa yang bandel, tidak mau pindah. Biasanya sepotong bambu apus ditanam atau ditaruh dekat pintu rumah, tetapi setelah tujuannya tercapai segera dikembalikan ke Pringgolayan. Menurut juru kunci makam, semua bambu apus di Pringgolayan mempunyai sifat demikian, tetapi sifat baiknya juga ada termasuk jimat penglaris dagang, tumbal keselamatan, menolak jin jahat. Semua tergantung dari permohonannya.
Bambu Apus (Gigantochloa Apus Kurz) yang tumbuh dibelakang makam Pangeran Pringgoloyo dkampung Pringgalayan, Kotagede, Yogyakarta sejak jaman dulu dipercaya memiliki tuah membuat pekarangan menjadi angker, karena itu sering digunakan untuk mengusir penyewa yang bandel, tidak mau pindah. Biasanya sepotong bambu apus ditanam atau ditaruh dekat pintu rumah, tetapi setelah tujuannya tercapai segera dikembalikan ke Pringgolayan. Menurut juru kunci makam, semua bambu apus di Pringgolayan mempunyai sifat demikian, tetapi sifat baiknya juga ada termasuk jimat penglaris dagang, tumbal keselamatan, menolak jin jahat. Semua tergantung dari permohonannya.
Bambu wulung (Gigantochloa verticillata Munru) dan bambu Ori (Bambusa
Bambos Miq) juga dipercaya memiliki tuah menolak setan. Untuk
keperluan ini, ambil sepotong buluh bambu yang satu ruasnya tertutup
kemudian taruh disisi pintu masuk dan isi buluh bambu itu dengan air
cucian beras, potong dlingo bangle, garam dan rumput alang-alang.
Setiap kali, misal setiap minggu, isi dengan air cucian beras, sarana
ini selain menolak jin jahat juga menolak tuju, tenung dan santet.
Cara lain, ambil bambu ini dalam bentuk tusuk sate (diruncingkan).
Masing-masing disudut perkarangan atau rumah tusukan bambu ini kedalam
tanah. Taburi garam dan irisan dlingo bangle disekitar tusukan sate ini.
6. Lingsar (Pterocarpus Sp ?)
Pohonnya tinggi besar, tumbuh ditempat kramat Lingga Manik, barat daya desa Kayangan, Kulonprogo, sebelah utara Samigaluh. Dipercaya bisa menolak jin jahat dan memperlancar permohonan yang bersifat kesucian. Kayu Lingsar sepintas seperti Kayu Sengon (Albizzia falcate), bersifat mudah retak karena penggantian cuaca.
Pohonnya tinggi besar, tumbuh ditempat kramat Lingga Manik, barat daya desa Kayangan, Kulonprogo, sebelah utara Samigaluh. Dipercaya bisa menolak jin jahat dan memperlancar permohonan yang bersifat kesucian. Kayu Lingsar sepintas seperti Kayu Sengon (Albizzia falcate), bersifat mudah retak karena penggantian cuaca.
7. Klumpit, Klumprit (Terminalia Edulis Blanco ?)
Pohonnya tinggi besar, banyak terdapat dihutan jati, namun kini
hampir punah digunakan untuk bahan bangunan yang tidak menuntuk
keawetan. Salah satu pohon Klumpit yang masih alami terdapat di Goa
Ngrancang Kencono, 7 km barat daya kecamatan Playen termasuk kawasan
desa Manggoran Kidul. Kayu ini dipercaya bertuah memudahkan permohonan
yang bersifat duniawi.
8. Wergu (Rhapis Flabelliformis l’Herit)
Palma kipas atau Wergu biasanya tumbuh dalam rumpun yang padat.Batang
berbuku-buku lurus keatas dengan daun daun seperti kipas. Pohon ini
berasal dari China, Vietnam, Laos dan Kamboja. Biasanya tumbuh liar atau
sebagai tanaman pagar.
Batang yang berat biasanya berasal dari yang berumur 20 th lebih,
dijaman dulu kayunya banyak dieksport ke Hongkong dan China. Nama
dagangnya Cannes de laurier atau jones du Tonkin. Kualitasnya dibedakan :
(1) diameter lebih dari 20 mm,
(2) diameter 13-20 mm,
(3) diameter 8 –
13 mm.
Semua kualitas ini mempunyai panjang 125 mm.
Kayu Wergu dipercaya bertuah menjauhkan ular dan binatang berbisa,
selain itu juga memiliki daya menambah kekuatan bagi pemakainya.
9. Songgo Langit (Ochrosia oppositifolia K.Schum
& Tridax procumbens Linn.) Kayu Songgo Langit yang dianggap bertuah
adalah kayu Ochrosia oppositifolia K.Schum. yang sudah amat langka,
tingginya bisa mencapai 13 – 14 m dengan diameter 30 sm, biasanya
tumbuh didaerah pantai atau tepi pantai. Akarnya keras, dari luar
tampak kuning tetapi dalamnya tampak kuning pucat. Kayunya berbau untuk
obat dan biasanya digunakan untuk obat terutama sakit perut, kejang
perut dan rasa tidak enak setelah makan ikan atau udang. Sementara ada
yang beranggapan kayu Songgo langit yang berkhasiat ghaib adalah jenis
perdu Tridax procumbens Linn. Biasa tumbuh dikarang karang pegunungan
kapur. Pohon ini banyak bercabang dan akar batangnya kuat. Berasal dari
Amerika Tengah. Tuahnya menolak niat jahat dari orang atau mahluk
halus.
10. Pule, Pulai (Alstonia Scholaris R. Br)
Pohon yang bisa mencapai tinggi 49 m, terdapat diseluruh nusantara,
yang baik biasanya tumbuh dibawah 900 m d.p.l dan didekat air. Ada 2
macam varietas, yang bertangkai dan tulang daun berwarna hijau dan
satunya berwarna ungu. Keduanya memiliki kegunaan sama.
Kayu Pule lunak dan berwarna kuning keputihan, ada jenis kayu pule
yang keras, tetapi umumnya lunak. Dalam dunia pengobatan dikenal sebagai
obat demam, malaria, penyakit gula darah dan kurang nafsu makan,
rasanya pahit seperti Bratawali. Getah pohon Pule sering digunakan untuk
mematangkan abses (bengkak) di kulit.
Banyak yang menganggap Pule bertuah untuk menolak unsur jahat dalam
rumah atau pekarangan, kadang digunakan untuk mengobati kesurupan, untuk
ini ambil cabang yang masih ada daunnya dan cabang pohon awar-awar
serta segenggam tumbuhan alang-alang. Cambukanlah pelan-pelan punggung
orang yang sedang kemasukan roh jahat itu. Biasanya dia akan segera
sadar.
11. Rumput Fatimah (Calligonum Sp)
Rumput fatimah banyak diambil kaum muslim dari Tanah Suci Mekah
dipercaya memiliki tuah memudahkan menagih hutang, permohonan pekerjaan,
melunakan hati orang dan sebagainya. Ada juga kegunaan lain untuk
memperlancar persalinan, caranya : masukan rumput itu kedalam air,
biasanya akarnya mengembang, bacalah Al-Fatihah atau Al-Ikhlas sebanyak
100 x selama merendam itu, minumkan segelas ke ibu yang bersangkutan
sambil memohon petunjuk Allah.
Rumput ini juga dapat mengobati kanker, stroke ringan dan tekanan
darah tinggi, hanya disini digunakan air panas (thermos), bacaannya
Al-Fatihah dan Ayat Kursi masin masing minimal 200 x sesudah itu mohon
penyembuhan pada Allah dan minumkan satu gelas 3 x sehari sampai sembuh.
Oleskan air rendamannya kepada sisakit.
12. Minging
Sejak jaman dulu pohon ini diyakini membuat ular mabuk, disebut juga pohon ular.
Sering disimpan sebagai penghalau ular atau dibuat tongkat kalau masuk hutan, warnanya coklat kehitaman dan agak berat.
13. Cendana (Santalum Album L.)
Aslinya berwarna kuning agak kemerahan, berbau wangi, kayu ini
diyakini bertuah didekati arwah leluhur, jangan membawa pusaka yang
berwarangka Cendana bilamana menengok orang sakit karena dipercaya dapat
mempercepat ajalnya. Tosan aji yang diberi warangka Cendana akan
berbau harum dan lebih awet.
14. Drini / Sentigi / Stigi / Kastigi (Pemphis Acidula Forst)
Kayu Drini dulu banyak dijumpai dipantai selatan Jawa khususnya
dipantai Krakal sebelah timur Baron, Gunung Kidul. Menurut beberapa
orang, kayu ini juga ditemukan didaerah pantai lain. Karena banyak
dicarai maka kayu ini terancam punah karena diyakini bertuah untuk
keselamatan, anti black magic, anti gigitan ular dan dijauhi ular.
Selain itu rendaman kayu dalam air juga berkhasiat mengobati penyakit
perut. Kayu yang kering akan berbau harum bila digosok dengan ujung
jari. Jenis Drini dari Pulau Kangean oleh penduduk setempat dinamakan
SETIGI, CANTINGGI atau MENTIGI, kayu ini juga banyak dicari untuk
pengobatan, karena langka maka harganya sangat mahal, biasanya pohon
Drini tumbuh ditanah kapur yang banyak mendapat angin laut atau sering
terendam air laut.
15. Dewadaru
Kayu amat langka ini dulu banyak ditemukan di pulau Karimunjawa
sebelah utara Jepara, diyakini bertuah menolak hewan buas dan ular,
menyembuhkan gigitan ular berbisa dan menjaga keselamatan. Kayu ini
kurang baik dibawa dalam perjalanan berperahu karena sifatnya
mendatangkan angin taufan.
Ada 2 macam kayu Dewandaru, yang dipercaya asli
tumbuh didesa Nyamplung, konon jelmaan dari tongkat yang ditinggalkan
Sunan Kudus, seorang wali Kerajaan Demak. Sedangkan Kayu Dewandaru dari
Gunung Kawi, walau jenisnya lain dengan yang ada di Karimunjawa tetapi
dipercaya berkhasiat sama.
16. Kayu Itam, Kayu Arang, Kayu Ebony (Diospyros spp)
Kayu berwarna hitam atau kelabu berserat serat hitam. Kayu ini,
khususnya yang hitam seluruhnya, bertuah menangkal roh jahat dan
menciptakan suasana ketentraman. Ruang tamu yang diberi hiasan kayu
ebony akan terasa teduh dan damai sehingga kerasan tinggal diruang
tersebut.
17. Kebak (Ficus Sp, Macaranga Sp, Acalypha Sp)
Pohon Kebak umumnya semacam pohon beringin hutan tetapi tidak bisa
besar, namun adapula yang beranggapan pohon ini sejenis waru tetapi
daunnya agak muda, sering disebut Tutup (Macaranga sp, Acalypha sp).
Kayunya yang ringan dipercaya melariskan dagangan dengan menaruhnya
ditempat dagangan atau uang. Kayu ini mudah kena pelapukan / jamur.
18. Kelor, Maronggi, Celor, Keloro (Moringa Olefera Lamk)
Semua bagian pohon ini dipercaya bisa untuk obat. Jika ada orang yang
kejang-kejang atau kesurupan atau kena hawa jahat (sawan) dari
jenazah, cobalah tengkuknya dan semua persendian tubuhnya digosok
dengan remasan daun kelor, biasanya ia segera siuman. Orang yang punya
kesaktian tertentu (Black Magic) biasanya juga akan punah bilamana
dipukul dengan cabang pohon kelor.
Tidak semua pohon kelor memiliki bagian teras yang berwarna hitam yang biasa disebut GALIH KELOR, bagian kayu ini sering dicari sebagai jimat karena dipercaya dapat menunjang ilmu kanuragan dan kebal terhadap senjata tajam. Galih Kelor tidak dianjurkan dibawa oleh mereka yang berpembawaan lekas naik darah.
19. Kengkeng
Banyak dijumpai dilereng Gunung Lawu, dicari karena dapat menyadarkan
orang yang kesurupan. Sepotong kayu ini jika ditaruh dekat bayi atau
anak kecil bisa menolak roh jahat, roh halus.
20. Krangeyan (Litsea Cubeba Pers)
Pohon setinggi 5 – 15 m dengan batang yang paling besar hanya
berdiameter 25 cm ini banyak dijumpai di daerah pegunungan. Mulai dari
kulit, daun dan bunganya berbau harum. Kayunya diyakini memiliki daya
menolak santet, tenung dan gangguan setan jahat. Untuk pengobatan
umumnya baik bagi sakit pernapasan.
21. Liwung (Arenga Pinnata Merr ?, Calyptrocalyk Spicatus ?, Cycas Sp ?)
Kayu ini ditemukan didaerah Gunung Lawu, biasnya berbentuk tongkat
atau potongan yang banyak ditawarkan oleh penduduk setempat. Warnanya
hitam seperti teras kayu aren, bedanya seratnya agak kasar. Kayu Liwung
berasal dari pohon Liwung yang tidak lain adalah pohon Aren laki-laki
karena tidak mempunyai bunga betina. Pohon ini amat jarang, sementara
ada kayu sejenis yang dipercaya sebagai kayu liwung namun asalnya
berbeda. Kayu Liwung dipercaya mempunyai tuah kekebalan terhadap senjata
tajam dan tumpul, sangat baik untuk mereka yang mendalami ilmu
kanuragan. Sifatnya agak panas, tidak baik untuk mereka yang mudah
terpancing emosinya.
22. Lotrok
Sepintas mirip kayu Kebak atau Boga, namun agak kemerahan.
Kayunya ringan dan berasal dari lereng gunung berapi. Dipercaya kayu ini dapat memperlancar pesalinan dan anti black magic namun kadar tuahnya rendah.
Kayunya ringan dan berasal dari lereng gunung berapi. Dipercaya kayu ini dapat memperlancar pesalinan dan anti black magic namun kadar tuahnya rendah.
23. Mimang
Tidak diketahui nama latinnya, akar mimang menonjol dipermukaan
tanah, konon siapa yang melangkahinya akan bingung dan tersesat. Akar
mimang ditanam ditanah dibawah pintu masuk dan bagian belakang rumah.
Baik akar maupun kayunya dipercaya memiliki khasiat membingungkan orang
siapa saja yang melangkahinya.
24. Pamrih & Ringin Sepuh (Ficus Spp)
Kayu Pamrih berasal dari pohon Pamrih yang tumbuh dibekas pertapaan
Sri Sultan Hamengku Buwono I di Beton Kampung Sewu ditepi Bengawan Solo,
Surakarta. Menurut legenda dibawah pohon itulah baliau berteduh setiap
hari sampai ada bisikan gaib untuk melawan Kompeni Balanda. Kayu
Pamrih dipercaya bertuah kepangkatan, kewibawaan dan keberanian, cocok
bagi mereka yang berkecimpung di pemerintahan.
Ringin sepuh disini adalah pohon yang tumbuh dihalaman makam
raja-raja Mataram di Kota Gede, Yogyakarta. Dinamakan juga “Waringin
Tuwo” atau Ringin Sepuh, sejak jaman dulu dipercaya memiliki kekuatan
gaib. Daunnya yang jatuh “mlumah kurep” artinya satu jatuh terlentang
pada satu sisi sedang satunya pada sisi lain ditambah akar dan sedikit
kulit pohon, semuanya dimasukan kedalam kantong kain putih kecil banyak
digunakan sebagai zimat keselamatan. Bagi yang mujur, kadang kejatuhan
sebuah cabang pohon ini. Kayunya dipercaya memiliki tuah keselamatan,
kewibawaan dan derajat kepangkatan. Dijaman dahulu, hampir semua warga
Yogya yang akan merantau keluar daerah dibekali bungkusan daun ini.
Kalau maju perang atau pergi kedaerah lain, akan kembali dalam keadaan
selamat.
25. Nagasari, Penaga Putih, Nagakusuma (Mesua Ferrea Linn)
Pohon ini asalnya dari India, banyak ditanam dihalaman atau kebun
dibawah 1300 m dpl didaerah Jawa dan Bali, bisa mencapai tinggi 20 m
dengan diameter 50 cm. Yang dianggap bertuah umumnya terdapat di
makam-makam tokoh sejarah, misal Raja, Ulama seperti di Imogiri,
Kotagede, Kudus dan Gunung Muria. Daun yang muda berwarna merah, duduk
berhadapan, bunga besar dengan 4 helai daun mahkota yang berwarna putih,
berbau wangi. Sedang buahnya berkulit keras disebut Gandhek berisi 1 –
4 biji. Mulai akar, daun, bunga sampai kulit dan kayu dimanfaatkan
untuk obat dan azimat penangkal bahaya.
Kuncup bunga yang masih tertutup disebut sari kurung atau cangkok
kurung. Sedang kuncup bunga yang telah terbuka disebut sari mekar atau
cangkok mekar. Benang sarinya harum, dinamakan podhisari atau sari naga /
sari cangkok. Bunga yang telah diambil benang sarinya ditumbuk halus
menjadi obat-obatan disebut sari cangkok. Semua ini menjadi bahan
campuran pelbagai obat racikan.
Biji Nagasari juga banyak dimanfaatkan untuk obat luar, caranya biji
ditumbuk halus setelah dihilangkan kulit kerasnya, kemudian ditaruh
dalam minyak kelapa atau wijen (sesam oil) dan dipanasi. Minyak ini
sangat baik untuk luka infeksi, eksim menahun, bengkak bahkan bisul dan
segala macam penyakit kulit. Untuk pengobatan sebaiknya dalam keadaan
hangat larutan nogosari dalam minyak itu dioleskan pada bagian yang
sakit.
Biji Nagasari juga dapat digunakan untuk pengobatan infeksi dalam.
Caranya, ambil 3 –5 nogosari, pecah dan tumbuk lalu taruh dalam gelas
berikut kulitnya lalu seduh dengan air setengah panas (air termos),
diamkan sekitar 5 menit dan setelah dingin diminumkan pada si sakit.
Isinya jangan dibuang tetapi isi dengan air panas lagi dan lima jam
kemudian diminumkan lagi kemudian ditambah air panas lagi dan minumkan 5
jam kemudian. Air nogosari ini sangat baik untuk mengobati haid yang
selalu sakit, pendarahan lambung dan keputihan. Menurut pengalaman
banyak orang, segala penyakit yang mempunyai efek panas badan dapat
disembuhkan dengan nogosari, baik dengan seduhan dalam air mulai dari
biji, serpihan kayu, daun, bunga atau kulit kayunya. Kulit kayu Nogosari
berwarna coklat, jika sudah tua menjadi coklat kehitaman atau coklat
dengan serat serat hitam. Kayu yang dianggap mempunyai daya gaib
istimewa terutama yang dari makam leluhur. Untuk mendapatkannya
dianjurkan puasa mutih (hanya makan nasi dan minum air putih) selama
beberapa hari. Sebelum memotong kayu, seyogyanya melakukan sesaji
selamatan menurut petunjuk penjaga makam.
Kayu Nogosari termasuk keras dan ulet, sebaiknya setelah dipotong
jangan dijemur, tetapi setelah agak kering buatlah barang yang
diinginkan, misal tongkat, pipa, stick dan sebagainya.
Kayu ini sangat berbahaya jika untuk memukul. Secara spiritual kayu
ini bersipat mengembalikan daya yang dilontarkan kepada pemakai.
Diyakini kayu ini merupakan kayu yang paling unggul diantara kayu
bertuah lainnya. Tuahnya : keselamatan, kewibawaan, pengobatan,
perlindungan terhadap orang jahat/jin jahat, binatang berbisa, anti
tenung dan black magic. Pemakai kayu ini diharapkan berlaku jujur dan
suci, jika tidak maka tindakan negatif nya akan berbalik memukul diri
sendiri. Kayu Nagasari mudah dikenal karena jika ujungnya dibakar tidak
menyala dan jika direndam air sekitar 10 menit maka permukaannya akan
keluar bulu-bulu halus.
Pantangan : Kayu ini jangan sekali-kali dilangkahi
wanita atau pria dan seyogyanya kayu ini jangan dilekati benda
logam(emas, kuningan, perak) atau gading. Biarkan seperti adanya. Kayu
yang tua sangat bagus untuk dibuat mata cincin, khasiatnya sama dengan
membawa kayu Nagasari dalam ukuran besar.
26. Rotan Poleng, Rotan Pethuk (Daemonorops Spp, Gleichenia Spp)
Batang rotan yang poleng (bintik hitam) dipercaya bertuah membuat
orang kuat berjalan jauh, karenanya dicari untuk dibuat tongkat. Begitu
juga dengan rotan pethuk, artinya dua ruas yang saling berhadapan,
dipercaya memiliki daya gaib, diantaranya bisa menghilang, kebal
terhadap senjata tajam dan menghalau unsur jahat.
Menurut cerita Pangeran Mangkubumi pernah diberi rotan pethuk dan
apabila diajunkan maka musuhnya seakan melihat orang dalam jumlah banyak
sehingga melarikan diri.
27. Secang (Caesalpinia Bonducella Flemm / C. Sappan Linn)
Pohon secang tumbuh dimana-mana, ditanam sebagai pagar hidup atau
pohon liar, pohonnya penuh duri, kayu gubal berwarna putih sedang bagian
terasnya berwarna merah darah. Rendaman atau seduhan air panas kayu
secang ini berwarna merah dikenal sebagai obat manjur penyakit yang
ditandai keluarnya darah seperti demam berdarah, mimisan, muntah darah,
berak darah bahkan penyakit darah tinggi, juga untuk menyembuhkan
penyakit gula darah (DM), jantung, infeksi ginjal dan lever.
Untuk penyakit jantung, seduhan ini ditambah daun Dewandaru dari
Gunung Kawi, anak yang panas dapat didinginkan dengan mengompresnya
dengan seduhan air secang. Penyakit stroke yang belum terlambat dapat
diberi minuman rebusan kayu secang yang ditambah dengan pohon ceplukan
dan sedikit adas pulowaras. Untuk pengobatan penyakit kanker, rebusan
secang ditambah serpihan tatal kayu setigi, nogosari dan segenggam
rumput lidah ular atau jika tidak ada dapat diganti dengan buah Makutha
Dewa. Kayu secang bertuah anti roh jahat, pelarisan dagangan dan
menolak santet. Untuk pelarisan seyogyanya semua tempat barang dagangan
dan lantai took dipel dengan air rebusan secang dan bagian depan
tempat usaha disiram dengan seduhan secang setiap pagi sebelum toko
buka.
28. Sempu (Dillenia Sp ?)
Kayu berwarna putih seperti kebak, dipercaya menyembuhkan orang
kesurupan, caranya dengan membawa kayu sempu rabalah orang tersebut dan
dengan ijin Allah SWT berdoalah agar orang tersebut sadar, atau
rendamlah sepotong kayu sempu kedalam air putih, basahilah kepalanya
dengan air tersebut dan berdoalah menurut keyakinan anda, semoga orang
tersebut bisa sadar. Hal yang sama bisa dilakukan juga dengan
menggunakan potongan kayu nogosari.
29. Setigi, Kastigi, Sentigi, Kayu Sulaiman
Banyak ditemukan didaerah berdekatan dengan pantai laut dan biasanya
tumbuh ditanah berkapur. Pohon ini daunnya menyerupai daun sawo beludru
atau duren yaitu hijau dengan bagian bawah berwarna merah tembaga.
Kayu ini bersifat perempuan, sebaiknya jangan dipakai oleh wanita
terlebih yang belum menikah. Kayu ini yang masih segar berwarna putih
kemerahan namun lama kelamaan berubah coklat tua dan jika memukul orang
hanya menyebabkan pingsan, tidak mati.
Tuah kayu antara lain anti gigitan binatang berbisa, caranya
ditempelkan potongan kayu setigi ke bekas gigitan atau sengatan beberapa
lama. Juga menolak hama tumbuhan, penyakit menular dan tanah sangar
karena pengaruh jin jahat/black magic. Kayu ini bisa juga untuk
mengobati penyakit kanker. Ambil serpihan (tatal) kayu setigi, rebus
bersama rumput lidah ular-ularan, segenggam daun tapak dara dan adas
pulowaras, penderita diminta minum 3 x sehari masing masing 1 gelas.
Kayu Setigi relatif ringan namun tenggelam dalam air. Pemakai kayu
setigi atau tesek atau pembawa kayu setigi jangan sekali kali masuk air
karena bisa tenggelam. Kayu ini banyak terdapat dipantai-pantai
khususnya pegunungan kapur yang setiap hari mendapat angin laut.
30. Sodo Saren, Sodo Lanang (Arenga Pinnata Merr)
Lidi daun aren dipercaya memiliki khasiat menghalau jin/setan dan
melumpuhkan orang-orang yang memiliki kesaktian karena ilmu hitam.
Mereka akan hilang kesaktiannya bila dipukul dengan lidi daun aren,
jangan sekali-kali memukul anak dengan lidi daun aren karena salah-salah
bisa kena penyakit jiwa yang sulit disembuhkan.
Rumah yang angker atau banyak dihuni hewan pengganggu seperti tikus,
ular, kelabang dll, bisa dibersihkan dengan satu ikat lidi aren yang
dikebutkan keseluruh penjuru ruangan, lebih baik lagi bila disertai
dengan membakar daun trembesi (johar, Cassia siamea Lamk) yang kering
dicampur sedikit belerang, biasanya dalam beberapa waktu sudah bebas
dari segala gangguan.
Sodo Saren disebut juga sodo lanang, penamaan ini juga diberikan
kepada lidi daun kelapa yang jatuh menancap ditanah secara alamiah.
Khasiatnya sama dengan lidi pohon aren.
Bila sodo lanang tidak digunakan, taruhlah diatas pintu masuk rumah sebagai penolak bala.
31. Sulastri, Slastri, Sletri, Sulastri, Bintangur Bunut (Calophyllum Soulatri Burm)
Pohon ini bisa mencapai tinggi 30 m dengan diameter 50 cm. Dipelihara
orang karena bunganya harum, pohon ini dianggap bertuah yang ditanam
di petilasan pemandianLangenharjo, Sukoharjo, Surakarta sebagai
peninggalan Sri Sunan PBX.
Sejak jaman dulu daunnya dipercaya dapat merukunkan pasangan suami
istri yang selalu cekcok atau tidak rukun, begitu juga kayunya dapat
disimpan untuk maksud yang sama. Daun Sulastri sering digunakan untuk
penyakit rheumatik sedang kulit kayunya banyak dimanfaatkan untuk
campuran jamu penguat badan.
32. Tesek, Tengsek (Rhynchocarpa Monophylla Backer ?)
Kayunya amat keras dan awet, banyak ditemukan dilereng gunung berapi
dengan tinggi mencapai 40 m dan diameter 50 cm, batangnya lurus dan
bulat.
Karena banyak diburu orang, sekarang makin langka, dibedakan antara
Tesek biasa dan Tesek Wulung, yang pertama kayunya putih, disana sini
diwarnai cerat-cerat atau poleng hitam. Tesek lainnya wulung, kulitnya
berwarna coklat tapi lama lama menjadi hitam.
Menurut kepustakaan, kayu ini tenggelam di air dan jika diletakan
diair mengalir maka ia akan berjalan melawan arus, kayu ini bagus
disimpan orang yang sabar dan tidak mudah marah karena bila digunakan
untuk memukul walau hanya digunakan sebagai mata cincin, bahayanya tetap
ada, orang bisa pingsan sampai mati. Kayu ini biasa dibuat cincin,
pipa, tangkai tombak, gantungan kunci dll.
Tuahnya : tahan lama dalam air, diwaktu banjir
mengamuk ia bisa tahan jika memakai kayu ini, juga dipercaya anti tanah
sangar, anti hama tumbuhan dan anti ilmu hitam, anti upas atau entup
(sengatan lebah). Wanita dan Pria boleh memakai kayu ini dan kayu ini
bersifat laki-laki, jodoh kayu ini adalah kayu setigi. Kayu Setigi yang
terkenal dari Gunung Lawu atau Merapi.
33. Timaha
Kayu Timaha yang berkhasiat adalah yang mengandung pelet.
A. Pelet Kendhit, pelet yang melingkar pada kayu
dengan warna yang lebih gelap dari kayu asalnya dan kelihatan mengkilap
seperti bara api. Pelet jenis iniberkhasiat membawa kebahagiaan,
kemudahan, kekayaan dan melindungi diri dari bahaya dan penyakit bagi
pemiliknya.
B. Pelet Tulak, membentuk garis tebal dari atas
kebawah dengan warna yang menkilap hitam/coklat tua dan gambar yang
ditengah lebih menyala dari gambar yang lain, khasiatnya melindungi
pemilik dari senjata tajam.
C. Pelet Pudhak Sinumpet, menyerupai pelet tulak hanya tidak mempunyai gambaran hitam, khasiatnya seperti pelet tulak.
D. Pelet Pulas Kembang, pelet yang menyerupai awan
ber-arak dan berkhasiat menolak bahaya dilaut dan sebagai penolak
binatang buas disungai (buaya, ular dll).
E. Pelet Dhoreng, gambarnya seperti loreng harimau,
berkhasiat pemiliknya menjadi angker/tegar dan disegani. Banyak dicari
dengan harga cukup tinggi.
F. Pelet Ngamal, pelet dengan bentuk bintik-bintik
besar (ceplok) dengan jarak sedikit jarang satu sama lain. Khasiatnya
memberikan kepuasan hidup dan selalu gembira. Pelet ini sedikit memilih
dan hanya pejabat yang memakainya.
G. Pelet Pulas Groboh, gambarnya bintik-bintik besar dan kecil. Khasiatnya hampir sama dengan pelet ngamal hanya tidak pemilih.
H. Pelet Beras Wutah, bergambar titik-titik kecil
merata pada seluruh kayu, khasiatnya untuk pengasihan (dicintai manusia
dan binatang), banyak dicari dan mahal.
I. Pelet Ngirim (Ngingrim) Kembang, gambarnya
berbentuk besar dan panjang, khasiatnya dihormati orang, dicintai lawan
jenis dan biasanya dipakai oleh yang belum berkeluarga (bisa jejaka,
duda).
J. Pelet Gandrung, bentuknya bulat bulat dan tidak teratur dengan warna lebih mengkilat dan terang, pemiliknya hidup hemat dan cermat.
K. Pelet Ceplok Kelor, gambarannya bulat telur dan besar seperti daun kelor, khasiatnya memberi keselamatan pada pemilik.
L. Pelet Ceplok Bantheng, pelet yang hampir menutup
seluruh kayu tetapi masih terlihat disana-sini kayu aslinya. Pemiliknya
akan selalu dalam keadaan sehat wal-afiat.
M. Pelet Segara Winotan, pelet yang terdiri dari
satu, dua, tiga bintik-bintik yang teratur. Khasiatnya dihormati setiap
orang dan pelet ini pemilih, hanya pejabat tinggi yang pantas
memakainya.
O. Pelet Gana, pelet yang bergambar seperti batu
arca, khasiatnya memberi kesejahteraan dan menghimpun semua kebaikan
dan kebahagiaan. Dulu hanya dipakai raja atau pejabat tertinggi.
P. Pelet Sembur, pelet dengan gambar titik-titik
kecil tersebar diseluruh permukaan kayu, khasiatnya dapat menundukan
manusia atau binatang, menghindarkan kemarahan orang lain dan umumnya
pelet ini mempunyai kekuatan gaib.
Q. Pelet Nyerat, jenis ini bergambar garis-garis
tipis seperti gambar pada marmer, kadang seperti hurup/tulisan.
Khasiatnya pemiliknya dapat hidup mandiri, percaya diri dan selalu
beruntung serta jaya, dalam berusaha selalu berhasil.
R. Pelet Dewadaru, seperti pelet nyerat, hanya
garisnya lebih tebal dan tajam sehingga kadang-kadang sulit membedakan
dengan pelet nyerat. Khasiatnya melindungi keluarganya dari mara
bahaya, melindungi harta benda dan biasanya pusaka yang memakai pelet
ini ditaruh dalam tempat penyimpanan harta. Pelet ini terdapat pada
pohon beringin dan mempunyai nilai cukup tinggi dan sangat dihormati.
33. Kayu Kaboa
Antara Mitos dan kenyataan.
Kayu kaboa yang dipercaya mengandung tuah khusus. Tuah “maung Sancang”. Wibawa bagai se ekor Harimau.
Antara Mitos dan kenyataan.
Kayu kaboa yang dipercaya mengandung tuah khusus. Tuah “maung Sancang”. Wibawa bagai se ekor Harimau.
Jenis kayu mirip bakau ini, konon yang dianggap mempunyai derajad yang
tinggi hanya tumbuh di hutan Sancang. Itu pun terbatas di sekitar muara
Sungai Cipareang.
Diceritakan, kayu kaboa menjadi saksi utama perjanjian antara
Kiansantang dengan Prabu Siliwangi. Sambil memegang sepotong kayu kaboa,
Prabu Siliwangi menyatakan kepada Ki Santang bahwa dirinya tidak akan
dapat mengikuti ajakan Ki Santang karena akan “ngahiang” (lenyap tanpa
bekas) bersama anak buahnya yang setia.
“Setelah ngahiang, Prabu Siliwangi kadang-kadang menampakkan diri
dalam wujud harimau putih dan menghuni Guha Garogol di tengah hutan
Sancang. Para nelayan sering melihat harimau putih itu pada senja hari
sedang ngadakom di puncak Karang Gajah. Karang tinggi besar di pantai
curam penuh gelombang, sebelah timur muara Sungai Cipangisikan.
Sedangkan para pengikutnya berubah menjadi harimau belang memanjang,”
Harimau belang memanjang inilah yang disebut “Maung Sancang” dan suka
“bersemayam” di kayu kaboa. R.H. Mohammad Affandi, dalam bukunya
“Bandung Baheula” (1969), bercerita tentang seorang penggemar tongkat.
Dari ratusan tongkat miliknya, ada sebuah yang terbuat dari kayu kaboa.
Tiap malam Jumat, tongkat itu sering menimbulkan suara gaduh.
Waktu dicoba diintai, di ruang peyimpanan tongkat, tampak sesosok
tubuh berbulu sedang duduk-duduk santai. Seekor harimau. Keesokan
harinya, pemilik tongkat mendadak sakit keras. Atas anjuran seseorang,
ia harus menjual atau memberikan tongkat kayu kaboa itu jika ingin
segera sembuh. Tentu saja, anjuran itu dituruti. Selain ingin sembuh, ia
juga takut jika di rumahnya ada tongkat “persemayaman” harimau.
Selain buat kewibawaan, kayu kaboa juga dipercaya bertuah dapat menetralisir aura negative, dan dapat menolak Jin jahat.
35. Delima
Buahnya bulat hampir sebesar jeruk. Berkulit keras, merah, kecokelatan atau agak ungu. Daging buahnya terdiri dari butiran-butiran merah. Rasanya manis-manis segar. Delima (punica granatum) adalah tanaman buah-buahan yang berasal dari Iran. Namun ia sudah menyebar di daerah Mediterania. Belakangan juga sudah mudah ditemukan di Asia Tenggara dan RRC bagian selatan. Tanaman ini mudah tumbuh di hampir semua iklim, namun menyebar di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Walaupun tak terlalu memilih, tapi delima bisa tumbuh subur di tanah gembur kering.
Buahnya bulat hampir sebesar jeruk. Berkulit keras, merah, kecokelatan atau agak ungu. Daging buahnya terdiri dari butiran-butiran merah. Rasanya manis-manis segar. Delima (punica granatum) adalah tanaman buah-buahan yang berasal dari Iran. Namun ia sudah menyebar di daerah Mediterania. Belakangan juga sudah mudah ditemukan di Asia Tenggara dan RRC bagian selatan. Tanaman ini mudah tumbuh di hampir semua iklim, namun menyebar di dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl. Walaupun tak terlalu memilih, tapi delima bisa tumbuh subur di tanah gembur kering.
Dikenal tiga macam delima, yaitu delima putih, delima merah dan delima
ungu. Namun yang paling dikenal sebagai pangan dan obat adalah delima
merah. Sejak dulu, delima memang sudah dimanfaatkan sebagai penganan
yang terkadang diolah menjadi minuman segar. Tak jarang pula diolah
menjadi obat penyembuh berbagai penyakit.
Konon, seluruh bagian tumbuhan delima ini bisa dimanfaatkan sebagai
obat. Mulai dari kulit kayu, kulit akar, kulit buah, daun, biji dan
bunganya. Untuk penggunaan kulit akar, biasanya dikeringkan dahulu.
Sementara pengolahan kulit buah bisa langsung dipakai segar atau setelah
dikeringkan. Khasiat delima ini memang luar biasa banyak. Kulit buah
digunakan untuk pengobatan sakit perut karena cacingan, buang air besar
mengandung darah dan lendir (disentri), diare kronis, perdarahan seperti
wasir berdarah, muntah darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan
rektum, prolaps rektum, radang tenggorok, radang telinga, keputihan
(leukorea) dan nyeri lambung.Kulit akar dan kulit kayu digunakan untuk
cacingan, terutama cacing pita (taeniasis), batuk, diare. Bunga
digunakan untuk penyembuhan radang gusi, perdarahan, bronkhitis.
Nah, daging buahnya bisa juga dimanfaatkan sebagai penurun berat badan,
cacingan, sariawan, tenggorokan sakit, suara parau, tekanan darah tinggi
, sering kencing, rematik (artritis), perut kembung. Lalu biji-bijinya
juga bisa dipakai sebagai obat penurun demam, batuk, keracunan dan
cacingan.Berdasarkan penelitian, kulit akarnya yang banyak menyimpan
senyawa-senyawa alkaloid, antara lain pelletierin. Senyawa ini berguna
untuk pengobatan cacingan. Sementara tumbukan buah atau seduhannya
berguna untuk menghentikan mencret atau disentri. Lantas, air rebusan
bunganya bisa dijadikan alternatif pereda sakit gigi.
Selain alkaloid, dalam kulit akar, kulit batang dan buah, terkandung zat
penyamak. Zat ini berkhasiat untuk mengecilkan pori-pori, antiseptik
dan hemostatik yang baik untuk keputihan. Begitupun, olahan buah delima
sebagai jus membuktikan khasiat yang lainnya. Jus buah delima dipercaya
mampu menangkal penyakit jantung dan meluruhkan penumpukan lemak.
Percobaan sudah dilakukan pada tikus-tikus lab. Selain itu, delima
mengandung antioksidan yang luar biasa tinggi. Karena itu, ia juga bisa
dimanfaatkan untuk menangkis serangan radikal bebas.
Segelas jus buah delima mengandung asam sitrat, asam malat, glukosa,
fruktosa, maltosa, vitamin A dan C, mineral (kalsium, fosfor, zat besi,
magnesium, natrium dan kalium) dan tanin. Pemanfaatan lain, karena
kandungan alkaloid pelletierine sangat toksik dan menyebabkan kelumpuhan
cacing pita, cacing gelang dan cacing kremi. Kulit buah dan kulit kayu
juga astringen kuat sehingga digunakan untuk pengobatan diare.Membuat
jus delima sangat mudah. Tinggal belah dan ambil bagian biji yang
dibungkus daging berselaput. Masukkan daging buah dan biji ini ke dalam
juicer atau alat pembuat jus. Setelah itu saring dan jus delima segar
siap diminum. Satu buah delima ukuran sedang bisa menghasilkan setengah
gelas jus. (berbagai sumber).
Seandainya Anda ingin menyimpan jus untuk pemakaian jangka panjang, bisa
disimpan dengan proses tertentu. Caranya, jus dibeklukan dan disimpan
dalam wadah kedap udara. Jus bisa disimpan di lemari pendingin dan bisa
bertahan sampai beberapa minggu.
36. Kayu Kemuning (Murraya paniculata)
adalah tumbuhan dari famili Rutaceae M. paniculata in flower pots
adalah tumbuhan dari famili Rutaceae M. paniculata in flower pots
Kemuning (Murraya paniculata) atau nama sinonimnya Murraya exotica
L.; Murraya banati Elm; Chalas paniculata, merupakan tumbuhan tropis
yang dapat mencapai tinggi 7 meter dan berbunga sepanjang tahun. Daunnya
seperti daun jeruk, cuma berukuran lebih kecil, sering digunakan
sebagai tumbuhan hias atau tumbuhan pagar. Bunganya terminal dan harum,
petal 12-18 mm, panjang, putih. Buahnya akan berwarna merah sampai
oranye jika sudah matang,
Kemuning merupakan salah satu tumbuhan yang ditanam di halaman Rumah
Gadang di Minangkabau, yang di dalam Pidato Pasambahan Rumah Gadang
diungkapkan bahwa kamuniang untuak pautan kudo yang artinya kemuning
untuk pautan kuda.
Senyawa dari golongan kumarin yang berhasil diisolasi adalah
murrmeranzin, isopropylidene murrangatin, murralonginal and pranferin
Kegunaan lain :
Masyarakat Minangkabau secara tradisional menggunakan akar kemuning untuk tangkai pisau atau ladiang (golok). Urat kemuning ini warnanya bagus dan liat, sehingga tidak mudah pecah jika digunakan. Kayu kemuning juga bisa digunakan untuk sempoa, tangkai kuas dan juga untuk tongkat
Masyarakat Minangkabau secara tradisional menggunakan akar kemuning untuk tangkai pisau atau ladiang (golok). Urat kemuning ini warnanya bagus dan liat, sehingga tidak mudah pecah jika digunakan. Kayu kemuning juga bisa digunakan untuk sempoa, tangkai kuas dan juga untuk tongkat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar